Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2015

Ramadhan Berlalu: Selamat Datang Tantangan Baru

Gambar
Ati Nurrohmah Ramadhan berlalu. Kenangan indah di dalamnya masih tersimpan hangat, belum membeku. Suasana pagi, siang, dan malam di bulan ini bergema dengan keramaian sambutan setiap orang yang menyambutnya, baik anak-anak, remaja, dewasa, para pedagang, para muballigh, bahkan para pemain sandiwara dan segala aksi di layar televisi.  Pada bulan ini, semua orang merasa bahagia saat berbuka seraya mengharapkan pahala puasanya. Beramal shalih pun semakin terpacu, khususnya karena banyaknya seruan di sana-sini. Muncullah istilah “bukber”, buka bersama sanak family, para sahabat, atau bahkan bersama anak yatim, ajang baksos seperti sebar takjil gratis, buka dan sahur gratis, santunan kepada fakir miskin, acara gema/gebyar Ramadhan yang mengusung misi syiar islam, dan tentu saja tak lupa, ada pula diskon-diskon dan promo belanja di hampir setiap swalayan. Seakan semua kegiatan tersebut selalu menjadi match moment di bulan ini. Alhasil, bulan ini selalu terlihat menjadi bulan yang pali

Ramadhan Menjauh: Semangatmu Jangan Berhenti Mengayuh

Gambar
Ati Nurrohmah  YA, bulan suci Ramadhan kini telah ada di penghujungnya. Bulan penuh rahmat dan keberkahan sebentar lagi pergi meninggalkan kita dan tak meninggalkan janji untuk dapat kita jumpai. Perpisahan ini senantiasa menjadi duka bagi yang merasa tak sempurna penuhi kesempatan di dalamnya. Kepergiannya menjadi teramat pilu bagi mereka yang tahu bahwa kesempatan berjumpa Ramadhan berikutnya: siapa tahu dan sungguh tak tentu. Rasa penyesalan dalam soal pemanfaatan waktu, malu karena tak kunjung mampu meningkatkan amalan shalih, dan tahu diri – tak mampu tentukan bisa bertemu dengan Ramadhan tahun depan, seyogyanya menjadi titik yang membantu kita membuat rangkaian strategi baru. Strategi agar penyesalan itu tak berbunga sesal, cela, kecewa, bahkan siksa dari Yang Maha Kuasa melakukannya.  Jika di bulan Ramadhan ada cela karena menyianyiakan waktu, maka di sebelas bulan berikutnya adalah saatnya membelajarkan diri menghargai tiap waktu dan kesempatan. Kita tahu bahwa “waktu