URGENSI MEMPELAJARI AKHLAK
Pentingkah mempelajari akhlak?
Setelah mengetahui hasil polling, saya kira perlu untuk melanjutkan pertanyaan tersebut demi mendapatkan "esensi" dari seberapa penting kepentingan tersebut. Dan itulah konsekuensi yang ingin saya tanggung, belajar lagi, menggalinya, dan menorehkannya dalam tulisan ini sebagai pengingat.
Bagaimana sikap ketika menghadapi kemelaratan?
Bagaimana sikap ketika dihujani kesenangan?
Bagaimana sikap ketika dirundung kekecewaan?
Bagaimana menjaga untuk tetap "waras" ketika keadaan seakan membuat gila, tak terkendali, tak sesuai harapan?
Seiring berjalannya waktu kita pun menghadapi bermacam-macam keadaan. Bagaimana kita menjalaninya, pada bagian itulah akhlak menjadi inti dari diri kita.
Dialah akhlak, yang mendorong kita untuk bertindak menanggapi keadaan itu bahkan tanpa melalui pikiran dan pertimbangan.
Terlepas dari pendapat pribadi kita akan penting atau tidaknya mempelajari akhlak, rupanya "kewajiban untuk berakhlak" sudah ditetapkan.
"Kagak ada akhlak nye!"
Kira-kira ungkapan seperti itu untuk orang yang berbuat baik atau buruk?
Apakah diungkapkan dengan senang atau dengan kecewa dan amarah?
Apakah itu ditujukan untuk hal yang beres, damai, atau sebaliknya?
Dengan tiadanya (akhlak yang baik) kita merasakan kacaunya kehidupan. Sebaliknya, ketika kita mendapatkan perlakuan baik dari seseorang, kita pun mendapat kenyamanan. Terlebih lagi, ketika kita berhasil menentukan sikap yang baik, kita pun terhindar dari ketakutan, dan mendapatkan kelegaan.
Di akhir tulisan ini, saya mengajak teman-teman, yuk nyalakan lagi semangat kita untuk mempelajari akhlak. Barangkali ketidakberesan hidup kita, hanyalah persoalan kita belum mengetahui tuntunan syariatnya dengan benar. Selagi kita masih hidup, apa yang salah tentu masih ada harapan untuk memperbaikinya.
Baarokallahu lii wa lakum.
Alhamdulillah.
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungannya, semoga bermanfaat.