Main
Dunia anak, dunia bermain yang menyenangkan. Kadang anak tidak perlu merasa takut, mereka aman bersama orang dewasa di sisinya. Atau, mereka benar-benar pemberani sejati, tak pernah berpikiran buruk akan apa yang akan terjadi kemudian.
Berbeda dengan orang dewasa yang pikirannya telah bersambung dengan banyak pengalaman atau gambaran. Berbaur antara memikirkan kemungkinan positif juga sebaliknya.
Bermain dengan anak memiliki beberapa manfaat, selain dianjurkan, memang orang tua perlu memiliki waktu bersama anak kecilnya. Selain untuk membangun kedekatan, alias bonding dengan anak, bisa juga untuk flashback, merefresh pikiran, atau sekedar ingin tertawa dan merasakan kembali keceriaan hidup.
Ide main sama anak (1)
Berikut ini beberapa ide main yang saya lakukan bersama anak saya, yang semoga dapat dimanfaatkan juga oleh teman-teman.
Meniup gelembung. Persiapan untuk memainkan ini sangat sederhana tapi manfaatnya luar biasa. Tak terpikir sebelumnya bahwa meniup adalah sesuatu yang perlu dilatih. Ini terjadi setelah melihat anak saya cukup kesulitan pada awalnya. Dia susah meniup tapi begitu bersikeras untuk bisa melakukannya. Setelah saya baca-baca, ternyatan meniup dapat memberikan manfaat untuk keterampilan berbicara pada anak. Saya pahami begini:
"ketika anak latihan meniup, dia akan belajar mengatur tinggi rendah atau cepat lambat aliran nafas dari mulutnya,"
Sehingga nantinya dia akan berusaha meniru pelafalan huruf, membunyikan kata, atau melafalkan suatu kalimat. Kita tahu dalam prakteknya, beberapa kalimat ada yang dibaca pelan, seperti meminta tolong, meminta ijin, atau sebuah ungkapan kata seperti : sttttt! atau maaf, dan lainnya. Ada juga kalimat yang dibaca keras dan cepat: tolong! awas! Tanda-tanda ekspresif bisa diatur dari tinggi rendah nada mengucapkannya.Persiapan orang tua dalam permainan ini: air+sabun (sunlight, atau meracik khusus dengan dicampurkan bahan-bahan pendukung), kawat (untuk membuat lingkaran), tongkat kecil untuk pegangan, wadah, dan lap/sapu tangan.
Mengamati dan mencocokkan.
Ketika masih menjadi guru di sekolah dasar, dalam pembuatan RPP para guru diminta membuat penilaian atau evaluasi pembelajaran berdasarkan teori keterampilan proses yaitu mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, dan mengomunikasikan.
Jika dilihat dari tingkatannya, maka proses mengamati dan menggolongkan menjadi tingkatan paling dasar yang akan berpengaruh pada tingkat keterampilan selanjutnya.
Selain itu, mengingat keterampilan adalah sesuatu yang dapat diasah, dilatih, maka tidak ada salahnya memperkuat keterampilan tersebut sejak dini.
Kita dapat mengajak anak mengamati gambar, mengamati bentuk, mengelompokkan berdasarkan bentuk atau warna. Dengan memahami konsep ini, akan ada banyak variasi kegiatan bermain bersama anak.
Catatan: Sebelum memulai kegiatan, jangan lupa orang tua menjelaskan sedikit konsep dasar mengenai apa yang akan dipelajari. Seperti, menyebutkan atau mengenalkan nama-nama warna, bentuk, atau gambar. Semua punya nama dan detail!
Beberapa kegiatan mengelompokkan yang kami pernah lakukan adalah mengelompokkan berdasarkan warna, bentuk, ukuran, kegunaan, dan tempat. Peralatannya terdiri dari barang-barang di rumah, mobil-mobilan, figurine atau mainan kecil-kecil. Kadang kami menggunakan lembar kerja atau tidak, alias hanya dengan bertanya jawab.
Stimulasi untuk tangan dan kaki
Kegiatan-kegiatan fisik biasanya sangat disukai anak saya, atau bahkan hampir semua anak. Lihat, anak-anak begitu ceria ketika bermain di luar rumah, berteriak riang, dan tertawa senang. Aktivitas kami di luar rumah tidak jauh dari kegiatan bermain air, tanah, batu, juga berkolaborasi dengan teman-teman.
Meluncurkan mobilan bersama air di paralon miring ini amat menyenangkan! Ketika bermain ini kami mengenal istilah kecepatan (cepat atau lambat), mengambang atau tenggelam, plastik atau logam.
Bermain mobilan di tanah juga seru. Apalagi menggunakan mobilan kontruksi dan jeep. Pakaian memang jadi kotor, tapi bersama alam hati terasa lebih dekat dengan pencipta. Ketika main ini, kita dapat mengajak anak berdialog tentang penciptaan atau apapun yang bermanfaat. Habisnya mereka anteng banget lho! Konsentrasi jadi baik kalau mood lagi seneng. Bermain perosotan, siapa yang tidak suka? Meluncur menikmati perubahan tempat dari tinggi ke rendah. 😄
Bermain bersama teman, beradu argumen, dan menikmati keseruan yang berbeda.
Bermain cat yang lengket dan mengamati perubahan warnanya.
Belajar melompat, melewati halang rintang, atua berjalan di atas batu yang tidak seimbang, menjadi tantangan tersendiri untuk anak.
Bermain semprotan. Awalnya tidak mudah lho menarik pegasnya, butuh kekuatan otot jemari. Percayalah permainan ini menyenangkan dan bermanfaat. Minimal, anak bisa dimintai bantuan menyemprot tanaman, atau pekerjaan rumah lainnya. 😄
Bagaimanapun, anak pada usia pertumbuhan penting (balita) sangat perlu untuk dilatik sensori motoriknya. Karena keterampilan dasar dan kekuatan otot-otot gerak akan sangat berpengaruh terhadap aktivitas-aktivitas berguna di masa depannya. Ketika anak belajar enulis, membaca, menghitung, dan berkonsentrasi terhadap apa yang dikerjakannya, semua membutuhkan dasar yang wajib dibangunnya sejak dini. Demikian pula dengan menanamkan akhlakul karimah.
Alhamdulillah, sekian untuk tulisan saya kali ini, semoga dapat diambil manfaatnya untuk teman-teman yang membaca. Baarokallahu fikum.
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungannya, semoga bermanfaat.