INDAHNYA BERKASIH SAYANG!

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. (QS. Al-Fath : 29)
            Dari ayat ini Allah SWT mengabarkan tentang generasi muslim terbaik yang bersama-sama dengan Rasulullah SAW yakni salah satunya memiliki karakter berkasih sayang sesama muslim. Dari ayat ini pula kita mengetahui betapa islam itu sangat peka terhadap segala perilaku pemeluknya. Tidak pantaslah kiranya seorang muslim memiliki musuh, atau bahkan bermusuhan satu sama lainnya. Karena berkasih sayang itu sendiri sudah menjadi salah satu karakter yang mestinya terpatri dalam di hatinya, sehingga mereka dapat berkumpul bergabung dengan Nabinya dalam keadaan berbahagia.
            Allah SWT kembali menegaskan pentingnya menjaga sikap saling menyayangi, yakni dalam QS. Al-maidah ayat 54 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin “.
Pada surat ini Allah SWT menegaskan orang-orang yang beriman, mencintai Allah SWT dan juga berkasih sayang kepada sesamanya, mereka itulah yang akan menjadi generasi pengganti. Karenanya tentu ini berartimereka sangat memegang peranan penting dalam mengembalikan kegemilangan islam.
Selanjutnya, dalam hadis riwayat Nukman bin Basyir ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling kasih, saling menyayang dan saling cinta adalah seperti sebuah tubuh, jika salah satu anggotanya merasa sakit, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakan sulit tidur dan demam. (Shahih Muslim No.4685).
Sampai sini kiranya kita telah menjadi lebih yakin akan urgensi menumbuhkan suburkan rasa saling menyayangi antar sesama muslim. Bak bangunan yang satu, tubuh yang satu.Sehingga dapat dibayangkan kehancuran yang akan terjadi jika rasa saling menyayangi sudah hilang dari jati diri muslimin. Kehancuran yang sangat dahsyat, saat islam hanya tinggal reruntuhan.‘iyadzan billah.
Akan tetapi juga menjadi sebuah tanda tanya, berkasih sayang seperti apakah yang dimaksudkan sehingga dapat menimbulkan ukhuwah yang qowiyah? Apakah dengan menjadwalkannya pada tanggal dan bulan tertentu dan dengan kemasan glamor pula? Apakah mengharapkan kebaikan dari berlaku baik tapi so-soan, tanpa aturan?
            Dalam hal ini, sebagai seorang muslim demi kehormatan akal dan agamanya hendaklah menjadi suatu kehati-hatian. Tergoda dengan suasana, terseret demi kepepet, atau sengaja dengan dalih kebaikan tanpa tuntunan, ikut terhanyut dalam even mereka yang berambisi mendistorsi peradaban islami. Janganlah sampai merasa telah berbuat kebaikan dengan dalih niat yang baik, tetapi malah mendapatkan Allah SWT berpaling akan amalannya tersebut. Amat merugilah. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam  Q.S Al-kahfi ayat 103-104 yang artinya: “Katakanlah apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannnya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya”.

Kerugian yang dimaksud adalah ketika diri merasa yakin telah berbuat kebaikan yang terbaik akan tetapi berkebalikan, sebenarnya apa yang dilakukannya adalah sia-sia dan tidak berfaedah. Sedangkan sebaik-baiknya orang muslim adalah yang meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat untuk dirinya. Apa jadinya ketika berniat baik tapi tanpa tuntunan, dan merasa diri telah melakukan yang benar tapi al hasil malah mendapatkan siksa? Na’udzubillahi mindzalik.

Karena itu jalannya hanya satu yakni patuh kepada ajaran islam secara menyeluruh, totally; mengikuti petunjuk Allah SWT dengan tuntunan Rasul-Nya dan jejak para sahabat dan para imam al-mujtahidin. Dan bukankah aneh jika ada orang yang mengaku islam namun tidak mau diatur  dengan ajaran islam? Bahkan ia mengaku muslim, ia juga mengaku beriman.

Allah SWT berfirman yang artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. (QS. Al-Baqarah: 208).

Dalam hal ini Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda“Jangan kamu saling dengki dan iri dan jangan pula mengungkit keburukan orang lain. Jangan saling benci dan jangan saling bermusuhan serta jangan saling menawar lebih tinggi atas penawaran yang lain. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara muslim lainnya dengan tidak menzhaliminya, tidak mengecewakannya, tidak membohonginya dan tidak merendahkannya. Letak takwa ada di sini (Nabi Saw menunjuk ke dada beliau sampai diulang tiga kali). Seorang patut dinilai buruk bila merendahkan saudaranya yang muslim. Seorang muslim haram menumpahkan darah, merampas harta, dan menodai kehormatan muslim lainnya.”(HR.Muslim).

Dengan memperhatikan hal-hal tadi, yakni memberikan hak-hak saudara muslim sudah menjadi suatu keniscayaan akan hadirnya generasi terbaik, generasi pengganti yang mencintai Allah swt dan juga dicintai-Nya. Semoga kita termasuk ke dalamnya. [Amiin]
 
(tulisan ini pernah dimuat di buletin MATAHATI edisi pertama)

Komentar

  1. semoga kita dapat kuat menjaga tali kasih sayang,
    hilangkan suudhzon,bangun kepositifan diri,
    ^_^

    BalasHapus

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungannya, semoga bermanfaat.