Catatan Kecil

  Gin Gin pagi tadi kedatangan tamu. Mereka adalah ibu-ibu kader posyandu yang hendak mencatat berat badan anak-anak. Semenjak cov-19, posyandu tidak lagi mengumpulkan kami di suatu tempat untuk menjalankan programnya. Rupanya mereka bekerja lebih keras dengan berkeliling ke tiap rumah sasaran kegiatannya: balita dan ibu hamil.  Sayangnya mereka kurang beruntung hari ini. Tepatnya ini karena pada jam 11-an siang, Gin Gin sedang tidak on Good Mood. Gin Gin mulai ngantuk tapi dia gak mau tidur. Alhasil, pada situasi seperti ini kami hanya perlu menuruti aturan main dia. Jangan mengaturnya, memarahinya, mendahuluinya bahkan meski itu bercanda atau mengarang cerita. Seperti tadi, ketika tiba-tiba kita mengajak dia untuk ditimbang, responnya membuat Uwa kaget. Menolak dengan teriakan dan ancaman. 😅 Alhamdulillah untungnya, mamah berhasil membujuk menenangkan situasi. Setelah sounding dan membiarkan dia bertingkah, kita lanjut main timbangan yang ada di rumah. Timbangan yg biasa digunakan u

 Bismillah Walhamdulillah. Bersyukur bisa mengenalkan Gin Gin lebih awal ke dua tempat, pantai dan gunung. Kalau berkunjung ke keluarga Mamah kita sempatkan ke pantai. Kalau ada waktu senggang sama bapake, minta ijin ke Gunung.  Ini pengalaman kedua Gin Gin ke pantai setelah dulu pas usia sekitar 1 tahun. Dulu cuma dikenalkan ke tekstur pasir pantai, sekarang sudah keasyikan. Seru melihat ombak dan berteriak girang. Mungkin itu respon kita pada umumnya ketika melihat sesuatu yang menakjubkan. Kadang suka lupa mengatakan, "Maasyaa Allah". Kali kedua itu kami pergi bertiga saja dan masih kurang persiapan, jadinya hampir banyak pengeluaran tak terduga seperti beli handuk, baku ganti, CD, dan mainan.  Kali ketiga, masih ke pantai yang sama, Sindangkerta, kami ditemani keluarga wa Arip, Kakak saya. Lengkapnya mereka adalah wa Arip, wa Shofi, Ceuceu Qisthina, A qiyas, dan Mang Ado.  Keberangkatan ke pantai kali itu juga masih kurang sempurna direncanakan. Pasalnya kami mulanya tida

  Ide Main Tulisan ini kelanjutan dari postingan saya sebelumnya, klik di sini untuk melihat. Begitu banyak permainan untuk anak tersebar di media online begitu juga di buku-buku. Ternyata kita hanya perlu sedikit berusaha mencari dan mengaplikasikannya. Adapun tulisan ini ditujukan untuk dokumentasi dan untuk evaluasi. Siapa saja dapat mengambil manfaat atau memodifikasi cara mainnya, kecuali foto yang digunakan. Mobil-mobilan Mobil-mobilan adalah kesukaan Ginanjar, anak saya. Meski saat ini dia berusia menuju 4 tahun dia belum merasa bosan dengan mainan mobilnya, bahkan hampir tiap minggu meminta mainan mobil baru. Tentu saja, saya juga tidak mau semua mainannya hanya dia tabrak-tabrakkan, rusak, dan berakhir di tempat sampah. Mobil-mobilan itu harus dimanfaatkan untuk hal yang lebih menyenangkan dan berguna untuk tumbuh kembang. Yuk intip seperti apa kegiatan kami main dibarengi mobil-mobilan Ginanjar! 1. Sorting Warna Mobilan Kami memodifikasi permainan mencocokkan berdasarkan war

  Main  Dunia anak, dunia bermain yang menyenangkan. Kadang anak tidak perlu merasa takut, mereka aman bersama orang dewasa di sisinya. Atau, mereka benar-benar pemberani sejati, tak pernah berpikiran buruk akan apa yang akan terjadi kemudian. Berbeda dengan orang dewasa yang pikirannya telah bersambung dengan banyak pengalaman atau gambaran. Berbaur antara memikirkan kemungkinan positif juga sebaliknya. Bermain dengan anak memiliki beberapa manfaat, selain dianjurkan, memang orang tua perlu memiliki waktu bersama anak kecilnya. Selain untuk membangun kedekatan, alias bonding dengan anak, bisa juga untuk flashback, merefresh pikiran, atau sekedar ingin tertawa dan merasakan kembali keceriaan hidup.  Ide main sama anak (1) Berikut ini beberapa ide main yang saya lakukan bersama anak saya, yang semoga dapat dimanfaatkan juga oleh teman-teman. Meniup gelembung . Persiapan untuk memainkan ini sangat sederhana tapi manfaatnya luar biasa. Tak terpikir sebelumnya bahwa meniup adalah sesuatu y

  Bismillah. Alhamdulillah. Tulisan ini lanjutan dari cerita sebelumnya di sini. Buku yang kami baca untuk tema terkait makanan selanjutnya adalah berikut ini. 1. Buku Sahabat Kecil Rasul: Pencuri Buah Kurma Di buku ini diceritakan seorang anak yang kelaparan, tapi miskin, hingga akhirnya dia memutuskan untuk mencuri buah kurma di kebun saudagar kaya. Malangnya, dia kepergok pemilik kebun tersebut yang akhirnya memarahinya dan membawanya kepada Rasulullah shallallahu alayhi wasallam. Dari covernya saja, buku ini sudah tampak lucu sekali bukan? Tampak jelas ekspresi sedih, menyesal, dan lapar.  Dari buku ini, saya mencoba menjelaskan tentang betapa banyak orang yang susah untuk makan, ada juga yang mencuri untuk bisa makan. Sehingga, saya kemudian mengajak anak untuk bersyukur ketika makanan mudah didapat. Alhamdulillah. Dan menjelaskan secara sederhana, bahwa mencuri itu tidak boleh. 2. Buku Tupai-Tupai yang Bertengkar Tidak jarang anak-anak bertengkar gara-gara makanan, bahkan orang

Bismillah, walhamdulillah. Setelah sedikit nimbrung di komunitas ibu-ibu, saya kira ada beberapa permasalahan kami yang hampir sama dalam menghadapi anak. Yaitu ketika menghadapi balita yang on mode GTM, gerakan tutup mulut. Maksudnya, ketika diajak makan, susah. Maunya jajanan. Meski akhirnya saya tahu, kesulitan ini hanyalah sebuah pola. Apakah hanya pada batas kesabaran seorang ibu atau pembelajaran disiplin pada anak. Tetap saja "makan" perlu dijelaskan pada anak. Perlu dikenalkan dan diedukasikan pada mereka. Entah itu cara untuk mendapatkannya, manfaatnya untuk tubuh, sikap terhadap makanan, tuntunan agama dalam hal makan, sikap sosial terkait makanan, dan tentusaja ketauhidan juga di dalamnya. Begitu banyak ilmu yang perlu disampaikan kepada anak, yang tidak harus menunggu dia jadi balig/mukallaf.  Alhamdulillah, biidznillah, saya sangat bersyukur bisa mendapatkan berbagai bacaan yang kemudian mempermudah jalan saya menyampaikan ilmu tentang makan. Saya sangat terbantu