RINDU UNTUKMU : SANG PENCERAH

      Alhamdulillah, shalawat dan salam kepada rasulullah saw. Hallo sahabatku, ijinkah aku menyapa kalian semua. Semoga di mana pun berada, you are always be your self and better. Ah! dah berapa tahun ya kita pisah?hee.. Indah sekali ternyata perpisahan itu, sahabat. Mengapa? karenanya kita menjadi tahu arti persahabatan dan nikmatnya kerinduan. Dan karena mengenang saat-saat itulah, aku termotivasi untuk menuliskannya mengukirnya dengan lebih lama, melebihi usia. Mudah-mudahan tulisan ini memang layak untuk dikenang dan mengenang kita semua.
Beberapa pertanyaan yang seringkali singgah di pikiranku diantaranya : 
1) Bagaimana kabar perjuangan para pencerah saat ini?  
2) Warna apa yang telah para pencerah berikan untuk orang banyak? 
 3) Siapa dan di mana sahabat-sahabatku mendendangkan makna lagu “sang pencerah” lagi? 
 Karena aku tidak memiliki kontak untuk menghubungi, atau kalian pun tak memiliki banyak waktu untuk bercerita, atau terkadang terlalu banyak untuk diceritakan. (hehe..) Selain itu, aku pikir lewat jejaring ini mungkin bisa lebih mudah dan menciutkan luas bumi, so jarak kita jadi lebih dekat. Yuk langsung aja kita dendangkan lagu kita bersama! 
 Lamanya... ku pijakkan kaki ciptakan... banyak senyuman kita antara... riangnya siang malam menuang... seribu kenangan antara... canda dan tawa kita dalam kelipnya bintang beratnya... terasa kami lepaskan slamat tinggal cerita indah...  
Yups, biasanya saat menembangkan bait yang inilah otak memutar kenangan bak membuka semua lembaran foto album. Cepat dan ngeuh banget. Ya! that all about us always inspiring me, more. Terlebih bayangan ketika acara-acara besar dan perdana, yang paling ku ingat : EDC, LANGUAGE FESTIFAL, OBI. Yang kadang kita berjalan tergopoh-gopoh gara-gara gak punya pembimbing. Maka di gedung Riyadhul Badi’ah (saat itu) lantai ke 3 kelas IPS, adalah saksi kita selalu bermusyawarah dan mandiri. Ingat betul bagaimana kita beradu pendapat, dan saling melerai, menangis setelahnya tertawa.
Hey apalagi buat membangun PEGE dan CSS... Ah! itu kiranya the golden period of us... Saat semua kemampuan kita benar-benar dikerahkan, saat semua aspek diri kita diuji, dan (terutama) saat hakikat persahabatan kita digembok biar tak lepas atau ketangkap security. (hehe) benar-benar indah! bayangin deh...
Oh sahabatku, teman sejatiku di mana pun kau berada sahabatku nyalakan semangat juang sucimu angkat hakikat persahabatan kita bina jadikan ia tetap di hatimu salalu berjanjilah untuk terpadu kan slalu temani perjalanan hidup takkan mati dalam sanubari.. 
wherever, whenever we will always be best friends!
Utamanya, sekalipun kita tidak bersamaan lagi, hakikat persahabatan kita tetap selalu terjaga dengan silaturrahmi dan do’a. Begitupun aplikasi dari persahabatan kita, di mana pun dan kepada siapa pun tetaplah menjadi sahabat yang baik.
Sebagaimana kita membina dulu... Janji untuk terpadu, menjaga sebaik mungkin almamater sama dengan ikut menjaga eksistensi ma’haduna jangan sampai hilang cahayanya. Janji setia, untuk mengabdikan diri, menyebarkan dan mengukuhkan panji-panji suci dien.
Subhanalloh! ya, dari sana, ma’hadina tak bisa kita pungkiri, kita telah banyak diaping diajarkan untuk hidup, dibekali dengan pelbagai ketermapilan untuk meneruskan syi’ar mulia.
Pondokku... tempat menaung citaku takkan pernah hilang... tetaplah kau bersinar terang pencerah dalam stiap prubahan 
Hey, siapa yang dah lama gak ke pondok? wuiiihhh... sekarang banyak banget perubahannya loh. Yuk kita syukuri bersama! say : Alhamdulillah!
Right! secara fisik, bangunannya semakin kokoh, megah dan indah. Siapa pun yang melihat, akan begitu bangga pernah mengenyam pendidikan di sana. Tegak berdiri kokoh menjulang tinggi. Di sanalah kita ingat, beberapa kali disebutkan :”HIDUP SEKALI HIDUPLAH YANG BERARTI”


Guru-guruku slalu ku pinta doamu tulus ikhlas ridhomu oh guruku slalu menjadi kunci kesuksesanku ucapmu doa besar untuk kami semua adik-adikku ku titipkan terpadu jagalah perjuangkannlah slamanya bawalah ia lebih terang bersinar pencerah dalam stiap perubahan 
Guru. Masih ingatkah siapa ustadz atau ustadzah yang antum idolakan? ehemm, soal yang – dulu – sering dibenci, sudahlah, tak usah kita ungkit di sini. Lagi pula, sekarang justru kita kiranya harus berterimakasih untuk “didikan” beliau. Disadari atau belum (hehe) tanpa mereka, perjalanan kita akan pincang. Gak seru la yau! Setidaknya, pengalaman itu kini menjadi moment terlucu yang kita punya untuk anak cucu, hehee... 
 Dan mudah-mudahan almukarrom al asatidz dan ustadzaatkita senantiasa selalu ridha terhadap kita juga, selalu mendo’akan kita dengan ikhlas. Juga diberi umur panjang, sehingga hum kelak melihat kita murid-murid fiver dalam keadaan sukses semuaaa! amiiiinn ya alloh...

 Selamat jalan perjuangan muda kobarkanlah semangat di dadamu jalan yang panjang masih terbentang menanti pijakan suci kakimu.... 
Perjuangan muda, untuk orang muda atau yang selalu berjiwa muda! fiver, the big family of fifth generation akan selalu menjadi pejuang, mujahid dan mujahidah sejati yang selalu dinanti dan akan berbakti memberi kemanfaatan untuk sebanyak-banyaknya umat... amiin ya alloh ya rabbal alamiin... 
Yups, kawanku... beranjaklah dari kemalasan dan keputus asaan, yuk come up, get up, wake up!! let’s go, you, i, we are always expected to grow up and colour this life, in our people, our society! Alhamdulillah, catatan ini adalah ungkapanku, kawan. Sungguh, aku hanya ingin kita bersua, melaksanakan alumni akbar di tempat terakhir kita (insyaalloh), di syurga Alloh... Amiin. Entahlah, semoga cita-cita ini bukan angan semata. Mudah-mudahan teman-teman pula mengaharapkan hal yang sama.
Finally, i’m so glad of writing this all. May the kindness here you can pick it up, while the worst of it you may tell me and say what should i do for repair it. Thus, thanks for your attention, see you all....

Komentar