RENUNGAN DIRI: HARUSKAH DIPAKSA?

Mungkin selama ini kamu terlalu santai, acuh, atau terlalu nyaman. Sampai kamu melupakan pesan seorang bijak di masa lalu, yang berbisik, "ingatilah seseorang yang membutuhkan waktumu saat ini, maka kamu tak akan terlalu bersedih atau terlalu bahagia." Kamu menjawab, "siapa dia?" "Itu adalah kamu, di masa depan,"jawabnya menyudahi perbincangan.

Itu pesan bertahun lalu. Dan tahun kemarin, akhirnya kamu harus merasakan lebih dekat, hari yang pasti itu. Beruntung, kepastian itu lebih dahulu datang kepada orang yang kamu sayangi. Sehingga, masih ada waktu untukmu dan mungkin kamu sedikit lebih berpikir saat ini. 

Kamu dapat melihat, begitu tak berdayanya ketika kepastian itu telah jatuh di penghujung waktu seseorang dalam kehidupannya. Terlentanglah jasadnya, kaku dan bisu. Sementara ruhnya harus kembali kepada penciptanya. Apa yang dia bawa menghadap Rabb-nya? Jawaban apa yang dipersiapkannya ketika pasti dia akan ditanya mengenai kehidupannya di alam fana? Dalam kesendirian, apa ada yang sesuatu dapat membuatnya merasa nyaman dan tenang, ataukah dia menemukan ketakutan yang mencekam dan tak dapat berlepas darinya?Adakah teman dunianya yang melayangkan sepucuk doa, memohonkan ampunan untuknya, ataukah dia mengirimkan tambahan beban siksa yang menderanya tiada jeda? 

Sekarang lihatlah dirimu. Apakah yang membuatmu berat mengumpulkan pundi-pundi kebaikan? Apakah kamu tidak begitu yakin bisa mendapati dirimu menjadi seorang yang dicintai Tuhanmu? Ataukah, kamu terlalu yakin bahwa kamu layak diampuni dari setiap kelalaian, kebodohan, dan kesalahanmu? Setelah berlimpahnya nikmat kamu rasakan dan bahkan nikmat-nikmat itu tak pernah seimbang dengan penghambaanmu, pengorbananmu, dan perjuanganmu untuk mengagungkan Yang Maha Memberi nikmat tersebut. Apakah kamu lebih takut tidak merayakan tanggal lahirmu daripada berwaspada untuk kedatangan saat kepastianmu?

Bacalah dzikir pagi dan petang! Apakah itu telalu lama?
Dirikanlah shalat tepat waktu lalu iringi dengan rawatibnya! Apakah itu terlalu merepotkan?
Berdoalah setiap selesai shalatmu, sebanyak mungkin! Apakah kamu tak yakin doa-doa itu akan terangkat ke langit, ataukah kamu merasa doa-doa itu tak membantumu?
Bacalah AlQuran, perbagus bacaannya, coba pahami kandungannya! Apakah ketika membacanya kamu tak dapati kerinduan, kekhusyukan, kesegaran, atau bahkan peringatan?
Berdermalah, sebanyak yang kamu mampu, dan lakukan dengan tulus! Apakah itu membuatmu rugi banyak?
Tebarkanlah kasih sayang! Bukankah menyeramkan berada di lingkungan orang-orang tak punya hati nurani?

Sedangkan semua kebaikan itu telah diajarkan, ada tuntunannya, diganjar pahala, diimingi surga yang kekal, dan menjadikan jiwa tenang sesuai fitrahnya. Mengapakah waktu begitu cepat kamu hempaskan pada kesia-siaan?

Duhai diri, paksakanlah! Semoga kemudian keikhlasan menyertai dan kamu rasakan kenikmatan mencintai Rabbmu, dan tenang untuk menghadap-Nya....

Allahumma inna nasalukal huda, wattuqaa, wal afaafa, walghina..
Allahumma inna nasaluka min husnil khotimah, wana'udzubika min suuiha..
Rabbana.. taqabbal minna.

Komentar