MENGENAL ALAM

 Bismillah Walhamdulillah.

Bersyukur bisa mengenalkan Gin Gin lebih awal ke dua tempat, pantai dan gunung. Kalau berkunjung ke keluarga Mamah kita sempatkan ke pantai. Kalau ada waktu senggang sama bapake, minta ijin ke Gunung. 



Ini pengalaman kedua Gin Gin ke pantai setelah dulu pas usia sekitar 1 tahun. Dulu cuma dikenalkan ke tekstur pasir pantai, sekarang sudah keasyikan. Seru melihat ombak dan berteriak girang. Mungkin itu respon kita pada umumnya ketika melihat sesuatu yang menakjubkan. Kadang suka lupa mengatakan, "Maasyaa Allah".
Kali kedua itu kami pergi bertiga saja dan masih kurang persiapan, jadinya hampir banyak pengeluaran tak terduga seperti beli handuk, baku ganti, CD, dan mainan. 


Kali ketiga, masih ke pantai yang sama, Sindangkerta, kami ditemani keluarga wa Arip, Kakak saya. Lengkapnya mereka adalah wa Arip, wa Shofi, Ceuceu Qisthina, A qiyas, dan Mang Ado. 
Keberangkatan ke pantai kali itu juga masih kurang sempurna direncanakan. Pasalnya kami mulanya tidak akan pergi ke pantai, tapi hanya ke swalayan terbaru di Cikalong. Ternyata wa Arif kasihan sama Gin Gin yang terus-menerus bilang ingin ke pantai.
Jadi momen ke pantai untuk ketiga kalinya pun kurang sempurna tanpa: makan dan foto bareng.
 
Pengalaman pergi ke pantai ingin saya tekankan bahwa ada tempat yang lebih luas dari daratan tempat yang manusia tinggali. Luas sekali. Juga mengenalkan pantai secara asli,  yang biasanya kami hanya lihat gambarnya dalam buku.



Tepat hari ini kami berkesempatan mengunjungi Gunung Galunggung, menaiki 620 tangganya yang luar biasa membuat saya dan Gin Gin lelah. Lutut terasa mau copot. Tidak lain, ini karena kurang olahraga sebelumnya. Langsung hajar ratusan tangga tanpa pemanasan. Bagaimana dengan Bapaknya? Dia sudah terbiasa. 

Gin Gin begitu antusias, ingin naik gunung. Maklum baru pertama kali diajak ke tempat ini, dikiranya benar-benar kami harus naik ke puncak tertinggi. Tidak mau berhenti, tapi kadang merengek ingin digendong. Oh rupanya di pucak biasa ya ga ada apa apa lagi, selain menatap pemandangan ke bawah. Semua yang tampak amat kecil. 

Duhai diri, tahulah bahwa manusia tak pantas untuk bersombong, amat kecil.

Pergi kedua tempat ini, kami tidak lepas membawakan mainan mobilan Gin Gin. Ya, pastilah dia menanyakannya. Entah sampai kapan begitu lekat dengan hotwheel nya. Semoga bisa punya mobil beneran, yang nyaman dipakai bepergian menjelajahi bumi Allah 'Azza wa Jalla untuk bertaqarrub pada Nya.

Komentar